BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Antropologi
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
3.2 Ruang Lingkup Antropologi
Adapun ruang lingkup dari Antropologi antara lain :
1. Antropologi fisik/ ragawi
Ü Paleoantropologi
Ü Somatologi
2. Antropologi Budaya
Ü Arkeologi
Ü Etnolinguistik
Ü Etnologi
Ü Etnopsikologi
Ü Antropologi Spesialisasi
1. Antropologi Perkotaan
2. Antropologi Ekonomi
3. Antropologi Politik
4. Antropologi Pendidikan
5. Antropologi Kesehatan
6. Antropologi Kesehatan Jiwa
7. Antropologi Kependudukan
Ü Antropologi Terapan
Ü Antropologi Sosial Budaya
Paleoantropologi : Bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang asal usul atau terjadinya dan perkembangan mahkluk manusia. Obyek penelitiannya adalah fosil manusia (sisa-sisa tubuh manusia yang telah membatu) yang terdapat dalam lapisan-lapisan bumi.
Somatologi : Adalah bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang variasi atau keanekaragaman ras manusia melalui cirri-ciri tubuh manusia secara keseluruhan ( ciri-ciri genotipe dan fenotipe ).
Arkeologi : Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari tentang sejarah manusia dan penyebarannya melalui obyek penelitian artefak (benda-benda peninggalan).
Etnolinguistik : Bagian dari antropologi budaya yang mempelajari Timbulnya bahasa, bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa serta penyebaran bahasa umat manusia di dunia.
Etnologi : Bagian dari antropologi budaya yang mencoba menelusuri asas-asas manusia dengan meneliti seperangkat pola kebudayaan suatu suku bangsa yang menyebar di seluruh dunia. Obyek penelitiannya adalah pola kelakuan masyarakat ( adat istiadat, kekerabatan, kesenian, dsb) serta dinamika kebudayaan (perubahan, pelembagaan dan interaksi).
Antropologi sosial: mengkaji tentang masyarakat manusia. Antropologi social sering kali disebut antropologi sosial budaya karena masyarakat dan budaya merupakan satu kesatuan system yang tidak terpisahkan.
Dalam perkembangan selanjutnya, antropologi sosial budaya bergerak pula di bidang kependudukan, pendidikan, Kesehatan, hukum, politik, dsb. Sehingga berkembanglah antropologi Spesialisasi yang pada aplikasinya memunculkan antropologi terapan. Antropologi Terapan adalah antropologi yang langsung diaplikasikan karena dibutuhkan untuk keperluan tertentu.
3.3 Sejarah Perkembangan Antropologi
A. Sejarah Perkembangan Antropologi
Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya.
Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi :
1. Fase pertama ( sebelum 1800 )
Awal perkembangan ilmu antropologi terjadi ketika orang-orang Eropa Barat mulai menjelajah ke berbagai benua. Bersama penjelajahan tersebut mulai terkumpul suatu himpunan besar mengenai kisah perjalanan, laporan dan semacamnya yang merupakan tulisan para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama Nasrani, penerjemah kitab Injil dan pegawai pemerintah jajahan. Himpunan tersebut mulai menarik perhatian orang Eropa karena perbedaaan yang menarik dari berbagai suku bangsa yang ada.Himpunan tersebut berisi diskripsi tentang bangsa-bangsa namun sifatnya kabur, tidak teliti dan biasanya hanya memperhatikan hal-hal yang menurut orang Eropa aneh dan menarik untuk ditulis.
2. Fase kedua ( pertengahan abad ke 19 )
Fase ini merupakan fase ketika upaya mengintegrasikan bahan etnografi mulai dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dalam fase kedua ini dapat dianggap bahwa penelitian etnografi mulai berkembang menjadi ilmu antropologi. Himpunan deskripsi bangsa-bangsa ( etnografi ) mulai dibuatkan karangan ilmiah dengan pendekatan evolusi manusia. Menurut orang Eropa adanya keanekaragaman adat berbagai suku bangsa sangat dipengaruhi oleh evolusi atau perkembangan kebudayaan manusia, mulai yang primitif sampai yang modern, hanya saja para peneliti yaitu orang-orang Eropa Barat menempatkan dirinya sebagai golongan orang yang modern dan diluar mereka dianggap orang primitif yang memiliki kebudayaan yang unik. Dalam fase ini antropologi masih bersifat ilmu akademis, artinya tidak mempunyai suatu tujuan secara langsung yang bersifat penerapan praktis dan hanya dipelajari oleh kalangan sarjana di akademi maupun universitas dengan menganggap keunikan budaya bangsa-bangsa yang ada sebagai keprimitifan yang perlu dikaji.
3. Fase ketiga ( permulaan abad ke 20 )
Pada fase ini antropologi mulai menjadi suatu ilmu praktis yang bertujuan mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa untuk kepentingan pemerintah colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.
4. Fase keempat ( sesudah tahun 1930 )
Pada masa ini antropologi mengalami perkembangan yang paling luas, dengan ditandai dua peristiwa besar yaitu musnahnya bangsa-bangsa primitif atau bangsa-bangsa jajahan pasca perang dunia II dan diadakannya simposium internacional antropologi yang dihadiri oleh lebih dari 60 ahli antropologi dari berbagai bangsa. Dalam fase ini antropologi tidak hanya bersifat akademis ataupun praktis saja tetapi antropologi memiliki kedua sifat tersebut yakni akademis dan praktis. Secara akademis antropologi bertujuan untuk mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya. Secara praktis antropologi mempunyai tujuan mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut.
B. Atropologi Masa Kini
Uraian mengenai keempat fase perkembangan antropologi tadi, perlu untuk mendapat suatu pembuktian tentang tujuan dan ruang lingkupnya. Karena ilmu antrolopologi masih tergolong muda yakni baru berumur satu abad saja, menyebabkan tujuan dan ruang lingkupnya masih merupakan suatu kompleks masalah yang sampai sekarang masih menjadi pokok perbedaan paham antara berbagai aliran yang ada dalam kalangannya sendiri.
Di amerika serikat, ilmu antropologitelah memakai dan mengitegrasikan seluruh warisan bahan dan metode dari ilmu antropologi dalam fasenya yang pertama, kedua, ketiga, ditambah dengan berbagai spesialisasi yangtelah dikembangkan secara khusus untuk mencapai pemahaman tentang dasar-dasar dari keragaman bentuk masyarakat dan kebudayaan.
Di inggris dan Negara-negara yang berada dibawah pengaruhnya, seperti Australia, ilmu antropologi dalam fase perkembangannya yang ketiga masih dilakukan, tetapi dengan hilangnya daerah-daerah jajhan inggris, maka sifat dari ilmu antropologi tentu saja berubah. Para sarjana antropologi bangsa Australia mempelajari suku-suku bangsa asli di papua nugini dan kepulauan melenasia untuk keperluan pemerintahan- pemerintahan jajahannya disana.
Di eropa tengah, seperti jerman, aurtria dan swiss, hingga kira-kira awal tahun 1970-an saja ilmu antropologi masih bertujuan memepelajari bangsa-bangsa dieropa untuk memahami tentang sejarah penyebaran kebudayaan seluruh umat manusia di bumi.
Di eropa utara, di Negara-negara skandinavia, ilmu antropologi bersifat akademikal, seperti dijerman dan Austria. Mereka juga mempelajari banyak daerah di benua-benua di luar eropa tetapi keistimewaan mereka terletak dalam hasil- hasil penelitian tentang kebudayaan suku bangsa Eskimo. Di samping itu para sarjan dari Negara-negara skandinavia juga mempergunakan banyak metode antropologi yang telah dikembangkan di amerika serikat.
Di uni soviet, perkembangan ilmu antropologi diluar tidak banyak dikenalkarena uni soviet hingga kira- kira sekitar tahun 1990 memang seolah-olah mengisolasikan diri dari dunia lain. Sungguhpun demikian, beberapa tulisan tentang perkembangan ilmu antropologi di uni soviet menunjukkan bahwa aktivitas penelitian antropologi disana sangat besar. Ilmu antropologi di uni soviet berdasarkan konsep Karl Marx dan Friedrich Engels mengenai tingkat- tingkat evolusi masyarakat.
Di Negara-negara bekas jajahan inggris, terutaama di india, metode antropologi mendapat pengaruh besar dari aliran-aliran inggris, dan ilmu itu mendapat suatu fungsi yang praktis dalam hal mencapai pengertian keragaman masyarakat di india dan guna kepentingan yang praktis dalam hubungan antara golongan-golongan penduduk itu.
Di Indonesia, baru mulai dikembangkan ilmu antropologi khas Indonesia. Beruntunglah kita bahwa dalam hal menentukan dasar-dasar dari antropologi Indonesia belum terikat suatu tradisi sehingga kita masih merdeka untuk memilih dan mengombinasikan unsur-unsur dari berbagai aliran antropologi yang paling cocok atau yang dapat di selaraskan dengan masalah kemasyarakatan di Indonesia.
3.4 Istilah-Istilah lain dari Antropologi
Antropologi :
1. Antropologi Fisik / Ragawi
a.Paleoantropologi
b.Somatologi
b.Somatologi
2.Antropologi Budaya
a.Arkeologi
b.Linguistik
c.Antropologi Social ( Etnografi dan Etnologi )
ANTROPOLOGI FISIK / RAGAWI
Adalah bagian antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya. Kajian antropologi fisik adalah manusia sebagai makhluk fisik yang berbeda secara fenotipik (warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi badan dan bentuk tubuh ) maupun genotipik ( frequensi golongan darah ).
PALEOANTROPOLOGI
Adalah ilmu yang membahas asal usul terjadinya dan evolusi makhluk manusia dengan menggunakan fosil-fosil manusia dari zaman dahulu yang tersimpan dalam lapisan bumi.
SOMATOLOGI
Adalah ilmu antropologi fisik yang membahas terjadinya aneka warna makhluk manusia dipandang dari ciri-ciri tubuhnya.
ANTROPOLOGI BUDAYA
Adalah bagian dari antropologi yang mempelajari segi-segi kebudayaan manusia atau merupakan cabang antropologi yang mengkhususkan mempelajari pola kehidupan masyarakat.
ARKEOLOGI
Adalah ilmu antropologi budaya yang mempelajari kebudayaan pada zaman prasejarah dari berbagai fosil dan artefak.
LINGUISTIK
Adalah ilmu antropologi budaya yang mempelajari bahasa berbagai suku ilmu bahasa : Ilmu Bahasa Perbandingan atau Ilmu Sejarah Bahasa Ilmu Bahasa Struktural, yaitu ilmu bahasa yang mempelajari konstruksi bahasa. Sosiolinguistik atau Etnolinguistik, yaitu ilmu bahasa yang mempelajari penggunaan bahasa dalam logat sehari-hari.
ATROPOLOGI SOSIAL
Adalah ilmu antropologi budaya yang mempelajari masyarakat, budaya dan perkembangnya. Antropologi sosial disebut juga Etnologi.Kajian antropologi sosial atau etnologi adalah pola-pola kelakuan masyarkat dan dinamika budaya, yang meliputi lingkup keluarga, masyarakat dan suku bangsa.
3.5 Hubungan antara Antropologi dengan Sosiologi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.
1. Hubungan antara Antropologi dengan Sosiologi
Persamaan antara antropologi dengan sosiologi adalah sama-sama mempelajari masyarakat dan kebudayaan, bahkan untuk antropologi social sangat sulit dibedakan dengan sosiologi. Perbedaannya bila antropologi mempelajari segala aspek kehidupan masyarakat secara holistic, dan dalam penelitian mempergunakan metode kualitatif atau kuantitatif. Sedangkan sosiologi menitik beratkan kepada masalah jaringan hubungan social yang ada dalam masyarakat, terutama tentang social grouping, social relation, dan social processes. Metode penelitian yang dipergunakan adalah kuantitatif dengan analisis static social. Tetapi sekarang metode penelitian antropologi dan sosiologi saling mengisi, sehingga antara antropologi dan sosiologi sulit dipisahkan dan dibedakan.
2. Hubungan antara Antropologi dengan Geologi
Ilmu geologi mempelajari tentang bentuk ciri-ciri dan perubahan-perubahan lapisan bumi, sangat dibutuhkan oleh paleontropologi dan prehistory untuk menetapkan menetapkan umur relative dari fosil-fosil dari makhluk primat dan manusia, artefak-artefak dan bekas-bekas kebudayaan yang ditemukan pada kedalaman lapisan bumi tertentu.
3. Hubungan antara Antropologi dengan Ilmu Anatomi
Seorang ahli antropologi fisik dalam mempelajari ciri-ciri ras manusia untuk mendapatkan pengertian tentang asal-usul dan penyebaran manusia serta hubungan antara ras-ras di dunia, ia sangat memerlukan bantuan ilmu anatomi untuk mengetahui cirri-ciri tubuh, terutama berbagai organ tubuh manusia dari masing-masing rasnya.
4. Hubungan antara Antropologi dengan Ilmu Linguistik
Linguistic memberi pengertian tentang cirri-ciri dasar bagi setiap bahasa didunia secara tepat dan mudah. Adanya tata bahasa, kamus bahasa, sastra dan sebagainya. Ini banyak membantu seorang peneliti yang mengkaji penyebaran dan perkembangan bahasa suatu masyarakat daerah.
5. Hubungan antara Antropologi dengan Arkeologi
Arkeologi sebagai ilmu yang mengkaji tentang sejarah perkembangan dan penyebaran kebudayaan masyarakat sebelum meninggalkan kebudayaan yang tertulis. Hal ini banyak membantu memberi penafsiran makna terhadap peninggalan benda-benda budaya yang ditemukan dalam masyarakat.
6. Hubungan antara Antropologi dengan Ilmu Sejarah
Hubungan antara kedua ilmu ini mirip seperti arkeologi. Antropologi dan ilmu sejarah saling mengisi, baik dari segi metodologi ataupun dari segi penyediaan sumber-sumber datanya. Sumber-sumber sejarah banyak membantu antropologi, dan sebaliknya antropologi member sumbangan besar terhadap penulisan sejarah. Konsep-konsep antropologi tentang kehidupan masyarakat akan memberi pengertian dan informasi yang diperlukan oleh para ahli sejarah untuk mengisi latar belakang dari suatu peristiwa politik dalam sejarah yang menjadi obyek penelitiannya.
Sebaliknya antropologi membutuhkan informasi dari ilmu sejarah, terutama sejarah tentang asal-mula dan perkembangan suku-suku bangsa di daerah yang ditelitinya. Selain itu, seseorang antropolog masih dituntut memiliki pengetahuan tentang metode-metode dan kemampuan untuk merekonstruksi sejarah, dari suatu rangkaian peristiwa atau kejadian-kejadian yang sangat berdampak langsung terhadap kehidupan social di suatu daerah dan sekitarnya.
7. Hubungan antara Antropologi dengan Geografi
Geografi menjelaskan tentang gambaran alam semesta ini dan ciri-ciri serta sifat-sifat aneka bentuk kehidupan (flora, fauna dan makhluk manusia) yang ada di bumi. Seorang sangat memerlukan informasi yang dapat menjelaskan bebagai masalah kehidupan manusia yang sangat tergantung dan erat keterkaitannya dengan keadaan lingkungan alamnya, hal ini untuk menjadi dasar pemikiran dalam perkembangan kesejahteraan kehidupan masyarakat berdasarkan potensi sumberdaya alam dan tetap menjaga, memelihara dan mempertahankan kelestarian lingkungan alamnya.
8. Hubungan antara Antropologi dengan Ilmu Ekonomi
Para pakar ekonomi tidak mungkin dapat mempergunakan konsep-konsep dan teori-teori serta hokum-hukum ekonomi yang dikuasainya untuk mengembangkan dan membangun sector ekonomi dalam suatu masyarakat/ Negara, tanpa ada bantuan infomasi tentang system kemasyarakatan, pandangan hidup, cara berpikir, sikap terhadap kerja, sikap terhadap kekayaan, system pranata social dan sikap hidup warga masyarakat / bangsa yang bersangkutan. Sebaliknya, antropologi dalam melihat perkembangan ekonomi suatu masyarakat/ bangsa perlu memahami konsep-konsep, teori-teori dan hukum-hukum ekonomi yang tepat. Sehingga dalam hal ini antara ilmu ekonomi dan antropologi dapat saling mengisi.
9. Hubungan antara Antropologi dengan Hukum Adat
Sejak lahirnya ilmu hukum adat pada awal abad XX, para ahli hukum adat menyadari pentingnya antropologi sebagai ilmu bantu, bahkan metode-metode penelitian antropologi untuk menyelami latar belakang kehidupan hukum adat diberbagai daerah di Indonesia. Sebaliknya antropologi juga perlu bantuan ilmu hukum adat Indonesia. Setiap masyarakat selalu mempunyai aktivitas-aktivitas yang berfungsi sebagai pengendalian sosial (social control). Sehingga hukum dipandang sebagai salahs atu aktivitas sosial dalam kontrol sosial. Dalam hal ini antropologi dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang luas tentang konsep-konsep hukum.